Bandotan (Ageratum conyzoides) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia. Bandotan (Ageratum conyzoides)
biasa ditemukan di pekarangan rumah, kebun, maupun ladang. Tanaman ini
sering dianggap gulma dan tanaman pengganggu karena begitu cepatnya
tanaman ini tumbuh dan menyebar. Bandotan (Ageratum conyzoides)
banyak tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Tanaman ini masuk ke
Pulau Jawa diperkirakan sekitar tahun 1860 dan menyebar dengan sangat
cepat.
Bandotan (Ageratum conyzoides) tersebar hampir di seluruh wilayah Indinesia, dan tanaman ini memiliki nama daerah yang berbeda-beda. Di Sumatera:
bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput
tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo,
jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan,
tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi.
Bandotan (Ageratum conyzoides) memiliki ciri-ciri fisik berbau keras, berbatang tegak atau berbaring, berakar pada bagian yang menyentuh tanah,batang gilig
dan berambu jarang, sering bercabang-cabang, dengan satu atau banyak
kuntum bunga majemuk yang terletak di ujung, tinggi hingga 120 cm. Daun bertangkai,
0,5–5 cm, terletak berseling atau berhadapan, terutama yang letaknya di
bagian bawah. Helaian daun bundar telur hingga menyerupai belah ketupat, 2–10 × 0,5–5 cm; dengan pangkal agak-agak seperti jantung,
membulat atau meruncing; dan ujung tumpul atau meruncing; bertepi
beringgit atau bergerigi; kedua permukaannya berambut panjang, dengan
kelenjar di sisi bawah. Bunga dengan kelamin yang sama berkumpul dalam bongkol rata-atas, yang selanjutnya (3 bongkol atau lebih) terkumpul dalam malai rata terminal. Bongkol 6–8 mm panjangnya,
berisi 60–70 individu bunga, di ujung tangkai yang berambut, dengan 2–3
lingkaran daun pembalut yang lonjong seperti sudip yang meruncing. Mahkota dengan tabung sempit, putih atau ungu. Buah kurung (achenium) bersegi-5, panjang lk. 2 mm, berambut sisik 5, putih.
Bandotan (Ageratum conyzoides)
memang sering dianggap sebagai tumbuhan liar dan gulma pengganggu.
Namun ternyata tanaman ini memiliki banyak manfaat dan kandungan senyawa
kimia yang menguntungkan. Bandotan (Ageratum conyzoides)
mengandung asam amino, oraganacid, pectic substance, minya asiri
kumarin, ageratochromene, friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tannin,
sulfur, dan potassium chloride. Akar bandotan mengandung minyak atsiri,
alkaloid, dan kumarin. Senyawa kimia yang terkandung dalam bandotan (Ageratum conyzoides) menjadikan tanaman ini bermafaat dan dapat mengurangi beberapa jenis penyakit.
- Malaria,
influenza. Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air
sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum
sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
- Perut
kembung, mulas, muntah. Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang
sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air
sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum
sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.
- Perawatan
rambut. Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk
sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh kulit kepala dan
rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam.
Selanjutnya, bilas rambut.
- Sakit
telinga tengah akibat radang. Cuci herba bandotan segar secukupnya,
lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air
perasan yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap
kali pengobatan sebanyak 2 tetes.
- Rematik,
bengkak karena keseleo. Sediakan satu genggam daun dan batang muda
tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh garam.
Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk
bersama nasi dan garam. Setelah menjadi adonan seperti bubur kental,
turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan
selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini
2-3 kali sehari.
- Luka
berdarah, bisul, eksim. Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai
bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian tubuh yang
sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali.
Lakukan pengobatan ini sampai sembuh.
- Perdarahan
rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar. Rebus 10-15 g herba
bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas.
Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan
2-3 kali sehari.
- Sebagai insektisida dan pestisida. Racun yang terdapat dalam bandotan bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membasmi hama.
Selain
manfaat tersebut ternyata bandotan juga memiliki efek saping yang
kurang baik. Sebuah penelitian menyatakan bahwa konsumsi bandotan
terlalu banyak dapat memicu luka pada hati (liver) dan memicu tumbuhnya
tumor. Hal ini karena pada tanaman bandotan mengandung alkaloid pirolizidina yang bersifat racun dan berbahaya.